Menu Utama

Sabtu, 28 Agustus 2010

Ramadhan dalam renungan

Ramadhan dalam renungan
Oleh : Saddam Cahyo*
Agustus 2010, begitu banyak momentum yang semestinya dapat kita sambut dengan suka cita dan penuh kebanggaan. Di bulan ini ASEAN merayakan hari jadinya pada tanggal delapan, jutaan anak Indonesia menyambut keberuntungan mereka untuk mengenyam pendidikan tinggi, Negara ini pun bertambah usia, 65 tahun sudah kita disebut merdeka, dan satu momentum yang cukup besar dan berpengaruh bagi masyarakat luas adalah datangnya bulan suci Ramadhan.
Indonesia sejak dulu dikenal sebagai Negara dengan jumlah penduduk beragama islam terbesar di dunia, menakjubkan. Pernyataan itu bukanlah sekedar prediksi atau asumsi, karena memang mayoritas penduduk kita beragama muslim, hal ini yang mendorong besarnya pengaruh Bulan suci Ramadhan dalam kehidupan masyarakat kita.
Sebagaimana amanat dalam agama islam, umat muslim sangatlah berbahagia menyambut datangnya momentum tahunan yang penuh manfaat ini. Begitu banyak faedah, berkah dan manfaat kesehatan maupun mental bagi umat yang menjalankan ibadah puasa. Secara spiritual, manusia mendapat kesempatan lebih untuk mensyukuri nikmat dan berinteraksi dengan Sang pencipta. secara social, puasa mengajarkan umat untuk berperilaku sederhana dan kemampuan pengendalian diri.
Kondisi ideal seperti disebut diatas memang harus kita ciptakan, tetapi kondisi objektif atau realitanya saat ini, rakyat Indonesia memiliki budaya unik yang mungkin perlu kita diskusikan kemudian. Banyak pakar ekonom syariah yang menyatakan, ibadah puasa dalam bulan Ramadhan mendorong menurunnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.
Yusuf Wibisono dari Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FE-U menilai, Bulan ramadhan justru mendorong terjadinya consumption transfer/pemerataan konsumsi dari golongan kaya kepada golongan miskin dengan berbagai cara. Logika yang tidak salah memang, namun apakah kondisi di lapangan seperti itu ? banyak pendapat tentunya, namun disini saya mencoba menggambarkan bahwa kenyataan justru terbalik dari logika rasional diatas.
Kompas 8 agustus 2010 mencatat, sekitar 41 % umat muslim Indonesia mempersiapkan anggaran khusus menyambut Ramadhan, itu belum termasuk jumlah keluarga menengah kebawah yang juga terdorong untuk memaksakan diri mempersiapkan anggaran khusus serupa. Hal ini berarti tingkat konsumsi masyarakat secara umum justru melonjak jauh.
Belum lupa ingatan kita akan steatmen Presiden SBY saat raker Kabinet dan gubernur di Bogor yang mengatakan bahwa melonjaknya harga berbagai kebuthan pokok saat puasa hingga lebaran adalah wajar dan dianggap bonus bagi sebagian pedagang. Ya, tidak salah memang pernyataan itu, namun tentu bukan pernyataan macam itu yang kita buthkan, melainkan kebijakan Negara untuk mengendlikan harga pasar dan jaminan kesejahteraan masyarakatnya agar dapat mengoptimalkan esensi ibadah ramadhanlah yang dibutuhkan.
Rakyat Indonesia terus ditumburkan dalam kondisi perekonomian yang merangkak bahkan tergulai lemah sejak kemerdekaanya 65 tahun yang lalu. Pelanggaran HAM, UU SJSN, UU Sisdiknas, UU PMA, Outsourcing, Kemacetan total, Pelayanan umum yang buruk, Kenaikan TDL, Rumah aspirasi, wacana re-denominasi rupiah, biaya Pendidikan dan Kesehatan yang tak ketinggalan melonjak, lapangan kerja minim, dan berbagai problema masyarakat termasuk data resmi BPS yang hanya mencantumkan sekitar 13 % saja warga miskin di Indonesia adalah musibah yang terus kita terima.
Merenungkan Ramadhan tahun ini, kita masih menaruh harapan besar akan munculnya banyak perubahan dalam pembangunan kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan. Usia senja negeri ini harus kita dorong dengan semangat muda kita agar Indonesia mampu menampakkan kematangannya, bkan justru kerentaan seperti yang kita rasakan saat ini. Bertambahnya generasi intelektual muda dari berbagai kampus ujung Sabang sampai Merauke merupakan cahaya yang mencerahkan harapan tadi, apalagi keseluruhan momentum paradoksal ini terjadi pada masa Bulan suci Ramadhan yang penuh berkah.
Selamat memasuki wahana kawah canradimuka bagi generasi intelektual muda yang baru,,
Selamat menjalankan ibadah suci di Bulan Ramadhan saudaraku !

*Sekretaris LMND Ekskot Bandar Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar