Menu Utama

Selasa, 10 Agustus 2010

Mengenal kata NEOLIBERALISME,,,

( Seri Neolib Part 1 )


Mengenal kata Neoliberalisme
Saddam Tjahyo*

Sejak belum genap setahun saya menyandang status social sebagai mahasiswa, hampir di setiap komunitas mahasiswa yang saya dekati tidak luput dari perbincangan soal kata Neoliberalisme. Belum lagi pamphlet, selebaran, spanduk dan teriakan orator dari berbagai lembaga kemahasiswaan yang kerap kali menyebut kata itu. Beda suasana, beda tempat, beda pula konteks diskusi mereka terkait kata Neoliberalisme, seolah semua hal yang bermasalah dapat dikaitkan dengan kata asing itu.

Kata neoliberalisme sering dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan, kebanyakan orang mengatakannya sebagai sebuah sistem yang punya pengaruh baik maupun buruk dalam aspek sosial, ekonomi, politik, budaya maupun lingkungan hidup manusia. Tidak saya temukan sedikitpun penjelasan linguistic terkait kata itu dalam kamus Inggris-Indonesianya Hassan Shadily dan John M. Echols.

Dari informasi berbagai sumber referensi dan diskursus sebelumnya, saya mencoba menarik benang merah untuk menjelaskan kata asing itu. Neoliberalisme dapat juga diartikan sebagai faham ekonomi neoliberal, yang berpotensi membawa dampak buruk bagi rakyat di Negara-negara dunia ketiga. Point pokoknya, faham ini mengacu pada filosofi ekonomi politik yang hendak mengurangi bahkan menghapus peran atau campur tangan pemerintah dalam system perekonomian domestiknya.

Neoliberalisme merupakan variasi dari liberalisme klasik di abad ke-19 ketika Inggris dan negeri imperium lain menggunakan metode kompetisi pasar dan perdagangan bebas untuk menyelesaikan krisis kapitalisme / great depression di awal 1970-an, metode unik ini di pergunakan untuk tetap melegitimasi hegemoni kapitalisme di negaranya maupun di Negara koloni mereka.

Ekonom dunia seperti Hayek dan Milton Friedman tampil “gemilang” dengan memadukan dan mengkontekstualkan kembali pemikiran Liberalisme Klasik John Locke dan Adam Smith, dengan Mazhab Chicagonya mereka berkesimpulan akhir : Intervensi Negara harus terus berkurang hingga titik minimum dalam system perekonomiannya agar individu dapat lebih bebas berusaha. Hal ini bertentangan dengan pola ekonomi PBB (Keynesian) dengan konsep Negara kesejahteraan sebagai metode rehabilitasi pasca perang dunia saat itu.

Sebagai sebuah faham ekonomi global, neoliberalisme memfokuskan pada metode pasar bebas atau yang sering kita sebut globalisasi. Dalam pembukaan pasar luar negerinya, neoliberalisme kerap kali melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi maupun intervensi militer kepada Negara-negara berkembang karena itu juga neoliberalisme disebut Neo Imperialisme.

Neoliberalisme bertujuan menempatkan kepercayaan pada kekuasaan pasar dengan pembenaran kebebasannya. Untuk mendorong kekuasaan pasar, privatisasi/swastanisasi dalam berbagai sector adalah metode yang tepat, terutama pada aktivitas ekonomi / industri yang dimiliki - kelola pemerintah. Namun sayang, metode privatisasi tidaklah diberlakukan pada negeri imperium melainkan hanya kedok untuk melegitimasi penjajahan mereka di negara dunia ketiga. Privatisasi dengan sengaja telah merobohkan konsep nasionalisasi yang menjadi kunci dari negara berbasis kesejahteraan.

Fondasi dasar dari sistem ini adalah Logika pasar, menundukan kehidupan Publik dalam logika pasar, semua bentuk pelayanan publik harus menggunakan pertimbangan untung-rugi baik yang dilaksanakan oleh individu maupun oleh negara atas nama efisiensi. Semangat Neoliberalisme adalah melihat seluruh sendi kehidupan sebagai sumber laba bagi korporasi.

Sistem neoliberalisme juga telah mereduksi makna politik, sehingga pada titik tertentu politik harus tunduk oleh kekuatan pasar dan pengusaha, politik hanya dipandang sebagai keputusan/produk yang menawarkan nilai-nilai dan cara paling rasional untuk mengukur nilai hanyalah pasar, dan semua pemikiran diluar itu dianggap salah.

Sederhananya, Neoliberalisme adalah sebuah bentuk penjajahan gaya baru yang dikemas rapih dalam kemasan globalisasi / Pasar bebas. Bukan lagi penjajahan / kolonialisme bersenjata namun penjajahan ekonomi dengan kekuatan modallah yang berkuasa. Dan Pasar bebas akan selalu menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan cita-cita kesejahteraan dan keadilan social bagi seluruh rakyat.

Apa Anda sudah lebih mengenal kata Neoliberalisme sekarang ?


* Sekretaris LMND Kota Bandar Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar