Menu Utama

Jumat, 25 Februari 2011

Kritisi Pelesiran DPRD Puluhan Aktivis LMND Dipukuli Preman Oleh : Saddam Cahyo

Kalianda, Lampung Selatan 25/2. Puluhan aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Lampung Selatan menjadi korban tindakan premanisme dari puluhan massa tak dikenal. Kejadian pemukulan dan pembubaran paksa oleh sekitar 60an massa tak dikenal tersebut terjadi saat sekitar 40an aktivis LMND melakukan aksi longmarch dari Bundaran Adipura Kalianda menuju DPRD Lampung Selatan.

Aksi longmarch yang dimulai pukul 10.00 WIB itu dimaksudkan untuk mengkritisi watak pembohong anggota DPRD yang kerap pelesiran ke luar daerah dan meninggalkan tugas pokoknya membangun kesejahteraan rakyatnya.
“Melalui aksi ini kami ingin mengabarkan fakta kebohongan para wakil rakyat kepada masyarakat luas, dan kami akan melakukan aksi simbolik penyegelan kantor DPRD yang sering kosong ditinggal pelesiran oleh anggotanya ini sebagai ekspresi puncak ketidak puasan rakyat terhadap watak pembohong Rezim SBY- Boediono yang telah mengakar sampai ke daerah.” Ujar Jaylani Ketua LMND Ekskot Lamsel.

Namun saat massa aksi sampai di depan gerbang kantor DPRD, muncul segerombolan massa berjumlah sekitar 60an yang tiba-tiba menghadang dan melakukan penyerangan berupa penyeretan, pemukulan, makian dan perampasan atribut aksi secara paksa sehingga puluhan aktivis LMND membubarkan diri setelah merasa tak sanggup menahan serangan represif dari massa tak dikenal tersebut.

“Sangat disayangkan, aksi yang bertujuan baik seperti ini harus hancur dibungkam oleh tindakan premanisme dari sekelompok massa tanpa identitas, kejadian ini semakin menegaskan ketidakmampuan negara untuk menjamin dan melindungi hak rakyatnya menyampaikan pendapat di muka umum yang dijamin oleh Undang-Undang dan negara dan aparatnya justru terkesan membiarkan tragedi buruk serupa terjadi berulangkali.” Ujar Isnan Subkhi, Ketua LMND Ekswil Lampung.

Ditambahkan oleh Jaylani selaku koorlap aksi, bahwa sebelum aksi ini dilaksanakan, pihaknya berulangkali menerima telepon tanpa identitas yang memperingatkan mereka untuk membatalkan rencana aksi dan mengancam hendak membubarkannya dengan aksi tandingan.

“Pihak Kepolisian, terutama Polres Lamsel harus serius menanggapi kasus ini, dan sangat kami sesalkan pihak aparat kepolisian yang sejak awal mengawal jalannya aksi ini justru membiarkan tragedi bentrokan massa ini tanpa melakukan tindakan perlindungan apapun terhadap massa aksi yang diserang. Seharusnya ini menjadi peringatan keras karena ini berarti Kepolisian telah dikangkangi tindakan premanisme di matanya sendiri dan kami akan melakukan aksi solidaritas ke kantor Polda Lampung besok.” Tegas Isnan Subkhi Ketua LMND Eksekutif Wilayah Lampung.

Jumat, 04 Februari 2011

LMND Lampung ; Rakyat Harus Bulatkan Tekad Stop Rezim Dzalim SBY-Boediono


Laporan : Saddam Cahyo

Bandar Lampung, 4/2. Sekitar 50an aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Bandar Lampung melakukan aksi jalan mundur sebagai simbol pernyataan sikap mereka bahwa Rezim SBY-Boediono sudah tidak layak lagi memimpin negeri ini. Aksi longmarch kali ini dimulai dari Masjid At Taqwa hingga Bundaran Tugu Adipura Bandar Lampung.

Seperti diungkapkan Nyoman Adi selaku Korlap aksi, bahwa ini adalah aksi pertama di Lampung yang menyuarakan sikap tegas kepada Rezim SBY-Boediono yang selama 7 tahun lebih berkuasa di Negara ini tak pernah menunjukkan itikad baiknya untuk menjawab berbagai permasalahan pokok rakyat Indonesia, sebaliknya Rezim SBY dinilai hanya mampu menjejali rakyat dengan kata-kata bijak yang sangat memprihatinkan tanpa diimbangi dengan tindakan nyata.

Ditambahkan, tak dapat disangkal lagi saat ini tekad rakyat Indonesia sudah bulat untuk menghentikan kekuasaan Rezim Pembohong SBY-Boediono yang sudah gagal mensejahterakan rakyatnya dan gagal membangun kembali kedaulatan nasional yang telah remuk dicengkam penjajahan gaya baru Neoliberalisme ini.

Sedangkan Isnan Subkhi, Ketua LMND Lampung menegaskan sejak awal Rezim ini sudah sangat tegas menampakkan keberpihakannya untuk menghamba kepada kepentingan Kapitalisme Neoliberal, selama kekuasaannya negeri dan bangsa ini bukan hanya terpuruk melainkan hancur berkeping-keping dilindas oleh penjajahan gaya baru ini. Ia juga menyatakan aksi serupa akan terus dimassifkan ditengah-tengah masyarakat untuk mendorong maju kesadaran rakyat sudah saatnya Rezim Pembohong ini ditumbangkan.

Aksi longmarch simbolik yang berlangsung tertib dan hanya menimbulkan sedikit kemacetan ini dimulai pukul 09.30 -11.30 WIB dan diakhiri dengan pembacaan puisi seniman Wiji Thukul berjudul “Peringatan !” oleh Monik seniman Kampus Unila.