Selasa, 22 Januari 2013 | 17:28 WIB
Setelah berjalan kaki selama 42
hari, 75 orang petani Jambi dan Mesuji (Lampung) akhirnya menginjakkan kaki di
Ibukota Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (22/1). Petani Jambi dan Mesuji
memasuki wilayah Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB. Begitu memasuki wilayah Kebun
Jeruk, Jakarta Barat, para petani langsung disambut oleh seratusan anggota
Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI).
Massa SRMI pun turut berjalan-kaki
bersama petani. Tiba di depan kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakbar,
petani singgah beristirahat. Awalnya, petani ingin beristirahat di halaman
kampus Trisakti, tetapi tidak mendapat ijin dari pihak kampus.
“Kampus yang menamakan dirinya
Kampus pahlawan Reformasi ini menolak kami beristirahat di halamannya,” kata
Ketua Umum Serikat Tani Nasional (STN), Yoris Sindhu Sunarjan.
Karena tak mendapat ijin, petani
terpaksa beristirahat dan membaringkan badan di trotoar. Sementara beberapa
petani lainnya menggelar mimbar bebas di pinggir jalan.
Lalu, sekitar pukul 14.00 WIB,
petani melanjutkan aksi jalan kaki menuju kantor Kementerian Kehutanan RI, di
jalan Gatot Subroto, tempat ratusan petani Jambi dan Mesuji lainnya menggelar
aksi pendudukan selama dua bulan lebih.
Sekitar pukul 15.30 WIB, petani
Jambi tiba di depan kantor Kemenhut RI. Ratusan massa petani dan aktivis
pergerakan menyambut kedatangan petani. Suasana haru pun menggelayuti sebagian
besar massa petani dan rakyat di depan Kemenhut begitu petani Jambi-Mesuji
muncul di depan kantor Kemenhut.
Teriakan “Hidup Petani” dan
“Tegakkan Pasal 33 UUD 1945” bergema berulang-kali. Ketua Umum Partai Rakyat
Demokratik (PRD), Agus Jabo Priyono, menyambut langsung kedatangan petani.
“Selamat datang saudara-saudara
petani Jambi dan Mesuji, yang sudah berjalan kaki dari Jambi menuju Istana
Negara. Perjuangan saudara-saudara sangat membanggakan,” kata Agus Jabo saat
mengawali sambutannya.
Dalam sambutannya, Agus Jabo
menuntut Presiden SBY dan Menhut Zulkifli Hasan segera merespon tuntutan
petani. “Soal tanah adalah soal hidup dan juga soal kedaulatan. Artinya, kalau
petani tak punya tanah untuk digarap, berarti mereka belum berdaulat,” kata
Agus Jabo.
Agus Jabo juga menekankan,
perjuangan para petani sangatlah konstitusional, yakni dilindungi oleh pasal 33
UUD 1945, sehingga petani tidak perlu takut ketika ada pihak-pihak tertentu
yang berusaha menghalang-halangi.
Proses penyambutan diselimuti
perasaan hari. Beberapa petani dan aktivis sempat menitikkan air mata. Dan,
begitu petani saling berangkulan dan bersalam-salaman, langit pun menumpahkan
percikan gerimis.
Seusai memberi sambutan, Ketua Umum
PRD Agus Jabo menerima secara simbolis bendera PRD yang selama ini diusung
petani saat menggelar aksi jalan kaki dari Jambi ke Jakarta.
Mala mini, para petani beristirahat
di tenda aksi pendudukan di depan Kemenhut. Rencananya, besok siang, sekitar
pukul 11.00 WIB, petani Jambi dan akvitis gerakan rakyat di Jakarta akan
menggelar “rally” menuju Istana Merdeka.
Ulfa Ilyas
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar-rakyat/20130122/suasana-haru-warnai-penyambutan-petani-jambi-mesuji-di-jakarta.html#ixzz2MeYsmJJZ
Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar