Selasa, 15 Januari 2013 | 20:33 WIB
Setelah menginap semalam di kota Bandar Lampung, 68 petani peserta aksi jalan kaki (long march) 1000 kilometer (Jambi-Jakarta) kembali melanjutkan aksi jalan kaki-nya menuju Istana Merdeka di Jakarta.
“Kami kembali mulai mengayunkan
pagi-pagi sekali dari Wisma Santo Albertus. Kami dilepas dengan prosesi
sederhana,” kata Wondo, salah seorang petani Jambi yang turut tergabung dala
aksi ini. Menurut Wondo, di sepanjang perjalanan petani tak henti-hentinya
meneriakkan yel-yel perjuangan, seperti “Tegakkan Pasal 33 UUD 1945” dan
“Laksanakan UUPA 1960”.
Seperti hari-hari sebelumnya, di
sepanjang jalan petani mendapat simpati luas rakyat. Tak sedikit diantara
mereka memberi bantuan berupa uang, air minum, dan bahan makanan kepada petani.
Menjelang siang hari, petani
beristirahat untuk makan siang di lapangan Baruna Ria, Panjang, Bandar Lampung.
Namun, ketika tim logistik petani baru mau memasak, tiba-tiba datang seorang
suster mengantarkan nasi bungkus 70-an buah.
Usai makan siang bersama, petani
kembali melanjutkan aksi. Kali ini hujan deras datang mengguyur. Karena kondisi
hujan sangat deras, petani pun memilih berteduh di gubuk-gubuk.
Menjelang malam hari, petani tiba
di desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Lampung selatan. Rencananya, malam ini
petani akan menginap di masjid setempat.
Jumlah petani peserta longmarch
masih berjumlah 68 orang. Mereka berasal dari Jambi, Mesuji, dan Lampung
Tengah. Tuntutan pokok mereka adalah penyelesaian konflik agrarian, penegakan
pasal 33 UUD 1945, dan pelaksanaan UUPA 1960.
Ulfa Ilyas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar