PRD Lampung Kecam Pemadaman Listrik
Senin, 13 Januari 2014 | 20:23 WIB · 0 KomentarAksi massa yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB itu dipimpin oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan Pusat Studi Strategi dan Kebijakan (Pussbik). “Krisis listrik yang sudah berlangsung berlarut-berlarut ini sangat merugikan masyarakat, terutama pelaku usaha kecil dan menengah,” kata Ahmad Muslimin, kader PRD yang menjadi koordinator aksi ini.
Selain itu, kata Ahmad, banyak peralatan elektronik rumah tangga yang rusak karena terlalu sering byarpet maupun turun tegangannya. Ia pun menuntut PLN bertanggung-jawab atas kerugian yang diderita oleh rakyat itu.
“PLN memberi pelayanan yang prima adalah harga mati. PLN jangan hanya tegas dalam penagihan tarif dasar listrik yang terus menerus naik,” ujarnya.
Sementara itu, Rakhmad Husein, aktivis PRD lainnya, menyatakan PLN harus memberikan layanan listrik secara maksimal kepada seluruh rakyat sesuai amanat pasal 33 UUD 1945. Menurutnya, PLN harus mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang mencari untung.
Tak lama setelah massa menggelar orasi-orasi, General Manager PT PLN Wilayah Lampung, I Made Artha, keluar menemui massa aksi dan menerima petisi dari masyarakat. Ia menjelaskan, pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat yang mencapai 700 MW sekarang ini sangat sulit dipenuhi karena jalur transmisi utama sudah tidak sanggup.
Tak hanya itu, kata dia, pembangunan tranmisi listrik 150 Kv jalur timur (Batu Raja Sumsel –Lampung) yang bisa memasok sekitar 200 MW sudah terhambat sejak tahun 2010 lalu karena tak diberi izin oleh PT Sugar Group Company (SGC) induk perusahaan gula terbesar di Lampung yang menguasai lahan seribuan hektar di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan sikapnya, PRD menuntut agar PLN memberikan kompensasi atas kerugian yang diderita warga. Jika tidak, warga akan melakukan class action. PRD juga mendesak PLN segera menuntaskan pembangunan transmisi listrik jalur timur Baturaja- Lampung sebesar 200 MW.
Saddam Cahyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar