Oleh : Nyoman Adi Irawan[1]
Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai
peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Sebagai manusia yang
lebih tercerahkan (enlightenment
people) dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa
seharusnya mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap
kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi
sekelilingnya ini harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang
nantinya dapat mendasari mahasiswa dalam bergerak.
Mahasiswa sebagai elemen masyarakat
yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat,
bangsa, dan negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas
masyarakat kita. Mahasiswa harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang holistik,
artinya berpengatahuan luas. Namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas
saja, melainkan harus mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan
kebanyakan masyarakat pada saat ini.
Karena itu, mahasiswa harus sadar akan
tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini, sehingga kaum intelektual ini
harus berlomba-lomba untuk berprestasi: Tumbuhnya semangat maju dan
berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi
mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik
kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul.
Mengapa Mahasiswa?
"Pemuda dalam hal ini mahasiswa adalah sosok yang
paling dinamis dan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda selalu
hadir untuk memberikan sumbangan yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Ia selalu
tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang
segala bentuk ketidakadilan pada zamannya”.
Petikan kalimat ini adalah bisa
dikatakan sebagai dasar mahasiswa untuk menyadari betul bahwa, secara historis,
mahasiswa selalu mempunyai peran besar dalam penentuan sekaligus perbaikan arah
bangsa ini. Sadarlah mahasiswa! bahwa mahasiswa adalah garda depan perubahan
bangsa menuju masa depan lebih baik.
Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah suatu
keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan
suatu standar mutu tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi merupakan suatu
dorongan atau keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang setinggi
mungkin sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi.
Semakin baik persepsi seseorang
terhadap apa yang sedang ia kerjakan, maka kemungkinan akan semakin baik hasil
pekerjaan yang ia lakukan. Belajar atau melakukan sesuatu yang didasarkan pada
keterpaksaan akan mempengaruhi psikis seseorang sehingga hasil yang dicapai
tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantungan dan ketidaknyamanan.
Dorongan untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri maupun dari
luar. Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih
hasil yang tinggi. Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi
suasana kampus, peran senior, dan organisasi mahasiswa, serta dosen.
Kesadaran dari dalam diri (faktor
internal) merupakan faktor yang menentukan seseorang dalam mencapai sesuatu.
Faktor ekternal juga mempengaruhi seseorang dalam hal mencapai sesuatu yang di
inginkan tapi hanya mempengaruhi bukan menentukan.
Motivasi berprestasi sangat tergantung oleh usaha dan upaya seseorang itu
sendiri.
Pentingnya Motivasi
Beprestasi
Motivasi berprestasi merupakan faktor
primer seseorang agar berhasil mencapai sesuatu. Hal ini didasarkan atas
kesadaran pribadi yang akan menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan.
Mahasiswa dapat meraih prestasi tinggi jika ia mempunyai kesadaran tinggi yang
dapat mendorong dirinya sendiri untuk meraih apa yang ia telah rencanakan.
Kesadaran mencapai sesuatu dapat
dicapai jika mahasiswa mampu memahami makna atau esensi keberadaannya di kampus
dan kehidupan ini. Persepsi ini dapat dicapai mahasiswa dengan menyerap dan
mengolah informasi dari lingkungannya (baca: kampus). Persepsi positif terhadap
kampus dapat menumbuhkan semangat berkontribusi dan berprestasi.
Mahasiswa yang mempunyai persepsi
positif terhadap kampusnya mempunyai motivasi berprestasi dan berkontribusi
yang jauh lebih besar. Persepsi positif terhadap almamater ditumbuhkan dengan
penanaman nilai-nilai kebanggan dan kecintaan terhadap almamater sejak dini
kepada mahasiswa, sehingga motivasi beprestasi dan berkontribusi kepada
almamater akan terus tumbuh di hati, pikiran, dan tindakan mahasiswa.
Motivasi beprestasi sekaligus
berkontribusi mahasiswa kepada kampusnya mempunyai hubungan atau korelasi
dengan persepsi positif mahasiswa terhadap almamaternya. Apapun kondisi dan
realita kampus yang sesungguhnya serta apapun perkataan orang lain, penumbuhan
kebanggaan dan kecintaan terhadap alamamater harus diarahkan kepada penumbuhan
persepsi positif kepada setiap mahasiswa didalamnya.
Motivasi berprestasi dan persepsi
positif mahasiswa akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar dan kontribusi
membangun almamaternya. Apalabila mahasiswa mempunyai persepsi positif terhadap
apapun yang ada dikampusnya, maka ia akan cenderung untuk berpikir, merasakan,
menyerap, dan berperilaku positif dalam rangka membangun kejayaan almamater
atau kampusnya.
Berprestasi
Penumbuhan semangat berprestasi
sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan almamater bermula dari
adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap apapun yang berhubungan
dengan almamaternya (fasilitas, lingkungan, senior, aktifitas akademik, dll).
Persepsi positif dibentuk dari
informasi (dosen, senior, pegawai, teman) dan lingkungan (kegiatan belajar
mengajar, praktikum, organisasi mahasiswa, dll) yang mendukung penumbuhan
persepsi positif tersebut. Informasi dan lingkungan yang ada di kampus, agar
mendukung terbentuknya perpsepti positif, harus dikondisikan sedemikian rupa
agar ber-iklim atau ber-atmosfer positif (juga).
Hal ini dapat dikondisikan oleh para
senior dan pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai aktivitas
kegiatan yang mereka lakukan, terutama pada setiap acara dengan fungsi
kaderisasi.
Persepsi positif tersebut misalnya
meliputi ilmu dan wawasan apa yang akan didapat dari almamaternya, bagaimana
prospek setelah lulus, keahlian dan ketrampilan apa yang bisa didapatkan. Dan
hal positif lainnya yang dapat diperoleh setelah mahasiswa masuk dalam
lingkungan kampus. Persepsi positif terhadap almamater sangat penting dalam
menentukan seorang mahasiswa ingin berprestasi dan juga berkontribusi untuk
almamaternya. Budaya dan amosfer ini lah yang dapat ditumbuhkan oleh organisasi
mahasiswa kepada mahasiswanya agar persepsi positif dan kebanggaran almamater
tumbuh dan bersemi dalam diri setiap mahasiswa, sehingga membantu mahasiswa
untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada almamater dan bangsa.
Kekuatan atau kompetensi dari suatu
organisasi akan lebih ditentukan oleh intangible assetberupa sumber daya manusia yang berkemampuan
serta organisasi pembelajar untuk dapat bersaing pada masa yang akan datang.
Apa yang Mempengaruhi
Mahasiswa Berprestasi?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan mahasiswa untuk mencapai prestasi yang optimal, yaitu inteligensi,
kepribadian, lingkungan kampus, dan lingkungan rumah. Salah
satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai
prestasi optimal yaitu self-regulation (SR). Usaha individu untuk mencapai
tujuan belajar dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku
disebut self-regulated
learning (SRL). SRL bukan merupakan kemampuan mental
(inteligensi) atau keterampilan akademik seperti kecakapan membaca, tetapi
suatu proses pengarahan diri yang melibatkan transformasi dari kemampuan mental
menuju keterampilan akademik individu.
Seperti apa yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa mahasiswa dapat berprestasi atau kah tidak akan ditentukan
oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari
luar dirinya. Faktor internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari
kesuksesan seorang mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor
eksternal mempengaruhi pencapaian mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi
tidak menentukan.
Faktor internal yang dimaksud adalah
contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam diri untuk berprestasi.
Kesadaran untuk berprestasi diatas rata-rata yang nantinya akan memunculkan
motivasi, semangat, dan dorongan didalam dirinya. Motivasi tersebut hanya akan
mencapai sasaran jika mahasiswa menemukan cara bagaimana mencapai targetnya.
Oleh karena itu, pemahaman tentang
bagaimana mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap
mahasiswa. Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri,
manajemen waktu, dan penentuan prioritas dan juga life mapping sangat
perlu dikuasai oleh setiap mahasiswa agar mereka tahu cara dan jalan mencapai
prestasi yang mereka inginkan. Seperti juga yang telah dijelaskan pada
paragraph sebelumnya, bahwa kemampuan dalam mengatur dirinya (self-regulated),
terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan dewasa, merupakan hal
yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi mereka.
Selain faktor internal, faktor
eskternal berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk berprestasi,
diantaranya adalah lingkungan, baik lingkungan kampus, lingkungan pergaulan,
maupun keluarga. Lingkungan kampus, berupa amosfer akademik yang tinggi, iklim
belajar dan beprestasi yang tinggi, yang dibangun oleh setiap elemen yang ada
di kampus akan sangat menentukan seberapa besarkah motivasi beprestasi pada
setiap individu mahasiswanya.
Jika amosfer, iklim,
dan budaya prestatif telah ada di lingkungan kampus,
setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus tersebut, sudah dapat
dipastikan mereka akan langsung termotivasi untuk juga berprestasi seperti
mahasiswa kebanyakan dikampus tersebut. Pergaulan atau pertemanan juga sangat mempengaruhi
seseorang dalam bertingakah laku, berpikir, dan berucap.
Banyak orang mengatakan “jika kamu ingin
menjadi dokter maka bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi guru
bergaullah dengan guru, dan jika kamu ingin menjadi orang sukses maka bergaullah
dengan orang-orang sukses”. Dengan siapa kita bergaul, dengan siapa
kita berteman, pasti akan mempengaruhi pola pikir dan tindak tanduk kita.
Jika mahasiswa dapat berteman dengan
mahasiswa lain yang mempunyai berorientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa
mahasiswa tersebut akan ikut terpengaruh, minimal ingin beprestasi seperti
teman-temannya atau bahkan melebihi teman-temannya itu. Mahasiswa tersebut akan
termotivasi melihat teman-temannya yang lain. Cara pandang, sikap, dan karakter
prestatif dalam diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan pertemanan
atau pergaulannya mendukung hal tersebut tercapai.
Prestasi Berawal dari
Organisasi
Lingkungan pergaulan yang berorientasi
prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari dunia organisasi
mahasiswa. Mereka yang beprestasilah yang kebanyakan lahir dari rahim
organisasi mahasiswa, apapun organisasinya. Berorganisasi artinya selain dapat
menumbuhkan kemampuan soft-skill dan life-skill, tapi juga mengundang
kesempatan untuk berpretasi.
Fakta membutkitkan, mahasiswa yang
banyak mendapatkan prestasi, seperti lomba karya tulis, penelitian, business plan,
debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya, olahraga, dan bahkan terpilih
menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang aktif di organisasi
mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang setiap tahunnya
diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di organisasi.
Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membantu
seorang mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi untuk
berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang
mahasiswa mencapai prestasinya. Apapun bidang dan jenis prestasinya.
Mahasiswa yang aktif di organisasi
mahasiswa umumnya akan lebih cepat mehami dirinya sendiri, menemukan jati diri
dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri dan waktu dengan baik
untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal tersebut.
Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip
hidup, karakter, kepercayaan diri dan skill.
Ada potongan kalimat dari seorang
aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: “Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan.
Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup
sebagai seorang pembelajar”. Maka, motivasi berprestasi lahir dari
keaktifan kita berorganisasi. Berorganisasi membuka peluang untuk beprestasi.
Organisasi mahasiswa berperan besar
dalam membangun budaya dan amosfer prestatif didalam kampus melalui kebijakan
dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakana dan program kerja yang dibuat
oleh organisasi mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi prestatif. Selain
itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan
kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa
mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya.
Organisasi harus menjadi wadah
pembelajaran sekaligus wada pendidikan, atau knowledge resource bagi setiap
mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain
secara luas. Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada
mahasiswanya berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi
pengembangan skill dan knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa,
yaitu :
1) akademik oleh HMJ (himpunan
mahasiswa jurusan),
2) sosial politik oleh BEM dan
SENAT/DPM, maupun ORGANISASI EKSTERNAL KAMPUS
3) minat bakat oleh UKM (unit kegiatan
mahasiswa), dan
4) keagamaan/spiritual oleh lembaga
mahasiswa berbasis agama.
Keempat sendi aktivitas mahasiswa tersebut
harus berjalan secara sinergis dan terintegrasi dalam satu kesatuan yang
harmonis sehingga pengembangan softskill mahasiswa di perguruan tinggi dapat dicapai
dengan sempurna atau COMPLETE.
Organisasi mahasiswa harus menjadi
penanam nilai/value positif
kepada mahasiswa melalui kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi
mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat untuk mendidik mahasiswa menjadi
mahasiswa ideal yang sesungguhnya, dan sebagai tempat yang tepat untuk belajar
tentang kehidupan dan memaknainya.
Seperti yang sudah dijelaskan dimuka,
organisasi mahasiswa harus bisa berperan dalam menumbuhkan persepsi positif
mahasiswa kepada institusinya agar dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi
kepada almamater dan bangsa dapat tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi
mahaisiswa adalah bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan
amosfer prestatif di kampus.
Mulailah dari Dalam Diri
Sendiri
Mulailah menumbuhkan semangat bepretasi
dari dalam diri. Karena semangat kuat untuk menggapai prestasi bermula dari
dalam diri sendiri, dan itulah yang akan menentukan apakah kita akan mempunyai
prestasi atau tidak. Diri sendirilah juga yang akan menggerakan kita menjadi
mahasiswa yang biasa saja, seperti kebanyakan kita, ataukah akan melejit diatas
rata-rata kita, menjadi mahasiswa yang punya prestasi. Prioritaskan memperbaiki
diri sebelum memperbaiki sistem. Perbaikan diri adalah modal untuk memperbaiki
sistem. Sistem yang baik dibuat dan dijalankan oleh individu yang baik.
Semuanya berawal dari pembinaan diri. Perbaikan diri.
Kapasitas berbanding lurus dengan
kontribusi. Ibarat sebuah gelas, semakin besar ukuran gelas akan semakin besar
jumlah air yang bisa ia tampung dan berikan. Semakin besar dan banyak ilmu
seseorang, semakin besar kontribusi dan kemanfaatannya bagi sesama.
Teruslah belajar dan berkontribusi
untuk kejayaan almamater dan bangsa.
HIDUP MAHASISWA !!!
[1]
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Bandar Lampung,
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Lampung.
(*) Disampaikan pada forum kaderisasi KMHDI, Bandar Lampung 15 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar